PROFIL UMUM

PROFIL UMUM

PROFIL UMUM

 

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

KECAMATAN SEMPOR

DESA SEMALI

Alamat : Jl. Raya Gombong-Lawangawu Km 5 Kode Pos 54471

 

 

 

SEJARAH SEMALI

 

Pada waktu penjajahan Hindia Belanda di Kadipaten Kaleng yang bernama Banyak Kumarang alias Raden Djono ke 1 yaitu keturunan dari Kerajaan Mataram. Pada tahun 1987Brden Djono ke 1 keluar dari Kaleng mengembara/jiarah menuju kearah sebelah barat disitu ketemu dengan Joko Puring, entah apa yang diomongkan, yang akhirnya Raden Djono ke  1 memberi nama Desa Puring.

Raden Djono ke 1 keluar dari Desa Puring meneruskan mengembara menuju kearah utara bagian sebelah timur, sampai disitu Raden Djono ke 1 mendengar suara gumrenggeng, suara itu diama amati, yaitu ada suara tidak ada orangnya, kesimpulannya Raden Djono ke 1 disitu memberi nama Desa Grenggeng.

            Raden Djono ke 1 keluar dari Desa Grenggeng melanjutkan mengembara menuju kearah utara, kemudian belok terus kearah barat, disitu bertemu dengan Kyai Dul Syukur keturunan dari Kerajaan Mataram sedang istirahat. Kyai Dul Syukur sedang menjalakan tugas sayembara atas perintah dari Kerajaan Mataran. Kyai Dul Syukur diberikan beberapa bumbung wasiat, bumb ung wasiat itu supaya diisi dan dimasuki bermacam macam hewan atau binatang, dan setelah bumbung wasiat berisi, entah apa isisnya, kemudian diambil satu demi satu, setelah berkumpul dengan lengkap Kyai Dul Syukur bersiap-siap berangkat menuju ke Kerajaan Mataram akan melaporkan tugasnya dengan membawa bumbung wasiayat yang berisi atau hasil sayembara.

Kyai Dul Syukur berintuisi ( berpikir bisikan batin), bahwa bumbung wasiat sebenarnya berisi apa. Pada waktu menuju ke Kerajaan Mataram, ditengah tengah perjalanan  semua bumbung wasiat itu dibuka, setelah dibuka disitu maka keluarlah binatang-binatang buas  yang disebut binatang sakutu-walang-ataga saisining dunya, yaitu macam buas, gajah, ular yang berbisa, anjing yang buas dan bermacam-macam binatang buas lainnya. Binatang-binatang itu kemudian bubar mawud ( Brantakan berkeliaran) mencari tempat sendiri-sendiri.

Disitu Kyai Dsul Syukur kagum (Mlengggong ) dan diselubungi bingung atau bimbang, Kyai Dul Syukui berpikir dua kali, yaitu kalau diteruskan pulang dan laor kekerajaan Mataran jelas dimarahi oleh Raja Mataram, karena pulang tidak membawa hasil sayembara. Kesimpulannya Kyai Dul Syukur balik kanan da kembali ke tempa semula yaitu ditempat sayembara. Disitu ketemu lagi dengan Djono ke 1. RadenDjono ke 1 kemudioan bertamnya kepada Kyai Dul Syukur,mengapa kembali lagi disini, apakah tugass sayembaramu sudah disampaikan kekerajaan Mataram ?.

Kyai Dul Syukur menjawab pertanyaan Raden Djono 1, ialah menyatakan dan mengakui  kesalahannya dengamn terusterang, bahjwa perolehan sayembara  ditengah-tengah perjalanan jami buku, karena sangat ingin tahu   isi dari bumbung  wasiat itu. Setelah kami buka, keluarlah binatang-binatang buas. Kemudian kami bingung, dan akhirnya kami kembali lagi disini Raden Djono ke 1 mendengar jawaban Kyai Dul Syukur merasa heran atas perbuatannya (Kyai Dul Syukur).

            Raden Djono ke1 mengatakan kepada Kyai Dul Syukur, berarti Kya Dul Syukur itu kesengsem ditempat sayembara dan gemang bali ke Kerajaan Mataram (tidak mau pulang ke Kerajaan Mataram) takut dimarahi oleh Raja Mataram kemudian Raden Djono ke 1 berkesimpulan bahwa di tempat itu diberi nama Desa Semali (karena Kyai Dul Syukur kesengsem moh bali ke Mataram).

            Raden Djono ke1 dengan Kyai Dul Syukur sebelum melanjutkan mengembara di tempat lain, disitu bermusyawarah/berunding, hal apa yang dirundingkan kurang diketahui, dan berkali dongding, dongding tanpa berkesimpulan yang akhirnya Raden Djono ke1 menyatakan dan meciptakan nama Dukuh Kalidondong. Raden Djono ke1 setelah memberi nama Desa Semali dan Dukuh Kalidondong, melanjutkan jiarah bersama-sama dengan Kyai Dul Syukur menuju ke arah utara. Kyai Dul Syukur ditempat itu kegiatannya bersuci yaitu melaksanakan sholat      (sembahyang)   ditempat     pinggir kali/tepi sungai, yaitu     dari   aliran   Kali    Bengang     bertemu    dengan   Kali    Betek

 

 

 

Kyai Dul Syukur setiap selesai sholat/sembahyang mangambil batu dan dikumpulkan dengan rapi ditempat pesucian kemudian Kyai Dul Syukur menuju ke arah selatan dengan keperluan

istirahat di makam Dukuh Kalidondong dan berulang kali kalau istirahat disitu. Raden Djono ke 1 tahu dan melihat kegiatannya Kyai Dul syukur yang waktu yang senggang Raden Djono ke 1 keluar dari Dukuh Pesucen bertujuan dan keperluan mendirikan masjid bertiang satu(1), di Desa Pekuncen, setelah selesai Raden Djono ke1 kembali lagi menuju di Dukuh Pesucen.

            Dilanjutkan kegiatan Kyai Dul Syukur, Kyai Dul Syukur pada suatu saat dapat menjelma (malik rupa) dari wujud ia menjadi wujud perempuan (mencala putra mencala putri), pada waktu itu di Dukuh Pesucen Kyai Dul Syukur menjelma wujud peremupuan setengah baya.

            Kyai Dul syukur setelah ganti wujud perempuan setengah baya, kegiatannya menjadi pengemis, pada waktu menegmis di Pesucen, warga yang dimintai (diemisi) tidak memberinya, kemudian perempuan setengah baya pergi sambil berkata ngomel-ngomel. Perginya dari Dukuh Pesucen ke selatan terus berjalan ke barat, disitu Raden Djono ke 1 tahu ada perempean setengah baya sedang berjalan dengan ngomel-ngomel Raden Djono ke1 dalam hati kecilnya bertanya-tanya siapakah perempuan setengah baya itu, kemudian Raden Djono ke 1 membuntuti si perempuan itu menuju ke arah barat, dan akhirnya si perempuan itu tidak kelihatan dan menghilang. Kemudian Raden Djono ke 1 berhenti sambil istirahat, disamping istirahat Raden Djono ke 1 melihat kanan kiri, disitu ada kayu tanjung berwarna putih yang akhirnya Raden Djono ke1 memberi nama Dukuh Tunjungseto.

            Dari Dukuh Tunjungseto Raden Djono ke 1 meneruskan jiarah/mengembara menuju ke sebelah timur, disitu mengetahui seluk-belukar dan melihat bahwa disitu ada pohon beringin, dekat pohon beringin ada sungai, sungai itu airnya dalam (kedung). Kesimpulannya Raden Djono ke1 menciptakan nama Desa Kedungringin.

            Dari Desa Kedungringin Raden Djono ke1 membuntuti si perempuan setengah baya, dari jarak jauh si perempuan kelihatan, terus dikejar dan dibuntuti, akhirnya si perempuan itutidak kelihtan lagi dan menghilang masuk hutan, dukuh pesucen. Raden Djono ke 1 berhenti sambil menunggu kedatanganya si perempuan( raden Djono ke 1 mandeg karo ngenteni tekane si wong wadon mau) makin lama si perempuan itu tak kunjung datang ( sen saya sue si wong wadon kuwi di enten-enteni ora teka-teka) kemudian raden Djono ke 1 memberi nama Dukuh Menganti.         

            Raden Djono ke 1 dari dukuh pesucen meneruskan tujuanya, yaitu mbangun teki (mertapa di hutan), ialah dukuh pesucen, dalam melaksanakan bertapa Raden Djono ke 1 hingga meninggal dunia di situ dan tempat pertapaan tumbuh rumput (pohon) glagah, maka dari itu orang-orang jaman dahulu menyebutkan hutan itu dinamai Igir glagah dan pager glgah. Masyarakat di luar desa semali dukuh pesucen menyebutkan nama wager glagah.

            Pada tahun 1887 Raden Djono ke1 keluar dari kaleng bertujuan mbangun teki (mertapa) di hutan, yaitu di hutan yang sekarang disebut hutan Igir (pager) glagah dan sampai meninggal dunia di hutan tersebut Raden Djono ke 1 sebelum melaksanakan mertapa keluar dari kaleng mideringat (keliling) ke barat terus ke arah utara, dalam perjalanan berziarah sambil memberi nama desa, sebab pada waktu itu bumi pertiwi yang dilewati Raden Djono ke1 ada manusianya tetapi belum memiliki nama desa, disitulah Raden Djono ke1 menyempatkan dan menciptakan nama-nama desa.

            Jelasnya, bahwa nama desa semali sejak tahun 1887 dan yang memberi nama Raden Dono ke1 dari kaleng keturunana dari kerajaan mataram.

Ringkasan :

            Raden Dono ke1 keluar dari kaleng berziarah sambil menciptakan nama desa, yaitu: desa puring, desa grenggeng, desa semali, dukuh kali dondongdan dukuh pesucen, desa tunjung seto, desa kedung ringindan desa menganti.

            Raden Djono ke1 dan Kyai Dul Syukur berziarah, bahwa kedua orang wali tersebut mempunyai tujuan yang berbeda beda, yaitu:

1.a) Raden Djono ke1 keluar dari kaleng bertujuan bertapa di hutan yang sekarang disebut hutan Igir (pager) gelagah.

 b) Sebelum melaksanakan mertapa, dalam perjalanan mengembara mampir-mampir (mideringat) pada bumi pertiwi yang ditempati beberapa manusia, tetapi belum mempunyai nama desa, disitulah raden Djono ke 1 menciptakan nama desa.

 

 

2. Kyai Dul Syukur menerima tugas dari Kerajaan Mataram

  a.) Bahwa Kyai Dul Syukur diberi tugas sayembara dan diberi ratusan bumbung wasiat, supaya bumbung itu diisi hewan sakutu-kutu walang ataga saisiing dunya, diatas telah diterangkan dan terbaca.

            Akhirnya Kyai Dul Syukur tidak diketahui lagi entah kemana perginya. Terus yang ada yaitu bekas peristirahatan di makam Dukuh Kalidondong dan bekas Pesucian dan tempat sholat di Dukuh Pesucen

Penjelasan :

            Desa Semali, Dukuh Kalidondong, dan Dukuh Pesucen, yang meciptakan yaitu banyak kumarang alias Raden Djono ke1. Adanyan Dukuh kebenaran, Dukuh adisari, dan Dukuh Semali tengah yang menciptakan adalah orang zaman dahulu setelah ada nama desa Semali.

Keterangan :

            Cerita sejarah Desa : Sebelum ditulis dalam lembaran ini, kami penulis terlebih dahulu bermusyawarah dengan pinisepuh yang ada di Desa Semali. Kami penulis bukan semata-mata sebagai pelaku sejarah dan sejarah desa ini apabila dianggap kurang memadai dan susunannya tidak begitu lengkap, dapat diperbaharui apabila diperlukan. Perlu diketahui bahwa di Kebumen banyak para ahli (pakar) sejarah desa.     

 

 

 

 


Download Dokumen Terlampir :